Rabu, 08 Oktober 2014

Apa yang Aku Pelajari Selama 2 Bulan?

Udah hampir 2 bulan aku di Universitas Airlangga Surabaya... bentar lagi mau UTS, damn!
Tapi aku merasa udah banyak belajar disini, banyak banget!

Dulu pertama kesini apa-apa beli, dari mulai makanan sampai sabun, nge laundry baju, dan bahkan bensin aja bisa 2 kali seminggu belinya. Pengeluaran bulan pertama udah bukan main banyaknya. Trus semenjak aku pindah kos ke Jl. Mulyorejo Utara (awalnya di Wisma Permai Barat) aku mulai belajar gimana caranya buat me-manage uang dan waktu karena aku hidup sendiri sekarang. Bukan berarti aku ngga mampu buat beli apapun yang aku mau, tapi aku sadar bahwa itu uang orang tuaku, itu uang yang di cari orang tuaku susah payah banget, jadi aku ngerasa buat apa aku harus ngebuang-buang dengan seenaknya uang yang susah payah orang tuaku cari.

Aku ngga ada masalah sama temen-temen yang suka jajan sana sini, jalan kesana kemari, dan sebagainya karena dulu pun aku juga ngelakuin hal yang sama pas SMP ataupun SMA. Terlalu banyak waktu yang terbuang dulu. Tapi itu saat aku sangat yakin SMP ataupun SMA pasti lulus juga 3 tahun, ngga akan lebih. Sekarang? Mau buang waktu kayak dulu aku harus mikir mikir lagi, bisa ngga kalo aku ngelakuin hal-hal seperti dulu, aku lulus 3,5 atau 4 tahun? Bukan ngga mungkin, tapi di kondisiku yang bahkan dulu di Jakarta yang masih banyak yang jagain, aku sering sakit. Kalau sekarang, ngga ada yang ngejagain, kalo sakit juga ke dokter sendiri, dan kalo ngga masuk kuliah berhari-hari ada kemungkinan ngulang tahun depan. Terlalu banyak orang yang ngga peduli saat masa perkuliahan. Lulus engga nya kita, makan engga nya kita, tidur engga nya kita, apa ada yang peduli? Mungkin beberapa orang iya, tapi terlalu banyak yang tidak.

Sekarang aku ngga pernah nge laundry sama sekali, jadi aku nyuci sama nyetrika sendiri. Biasanya 3 hari sekali pas malam mau tidur. Trus juga aku juga masak nasi sendiri, jadi kalo mau makan ya beli lauk aja. Bensin sekarang aku beli 3 minggu sekali karena kos juga deket. Kalo dulu tiap hari nyari temen makan di ITS, sekarang di kos pun ada temen makan, jadi ngga perlu buang-buang bensin. Kalo udah sumpek sama tugas-tugas kuliah ya jalan-jalan beli komik atau semacamnya. Itu pun udah jarang banget mengingat tugas-tugas yang ngga ada habisnya. Jadi, bisa kebayang kan, berapa uang yang bisa aku tabung dalam 1 bulan? Saat anak-anak yang lain ngeluh ngga punya uang di tanggal-tanggal tua, buatku... ngga akan terjadi lagi :)


Kalau udah ngga ada kerjaan lagi di kampus, aku lebih milih pulang ke kos buat ngerjain tugas. Emang sih kedengerannya kayak KUPU (Kuliah-Pulang), tapi dari pada di kampus ngga ngerjain apa-apa malah ngobrol doang, mending aku di kos, ngerjain tugas, belajar buat UTS, bersih-bersih kamar, dan sebagainya. Karena aku cuma punya 24 jam dalam sehari dan minimal 4 jam buat tidur, jadi sebisa mungkin aku memanfaatkan 20 jam yang berharga dalam sehari. Untuk kurang lebih 2 bulan yang aku lalui di Surabaya, ya...itulah aku pelajari untuk sekarang.


-o_o-

Senin, 29 September 2014

I'm Back !!!

Hai hai hai...
Gila, udah lama banget ya aku ga nulis blog...
Yes, I'm back !!!
Sekarang aku kuliah di Universitas Airlangga jurusan Teknobiomedik 2014
Mungkin sekitar 2 bulan aku resmi menjadi mahasiswa Universitas Airlangga dan sekitar 1 bulan aku mulai belajar disini. Bingung juga sih mau nulis apa karena udah lama banget juga ga nulis di blog.
Jadi intinya aku seneng banget bisa nulis lagi di blog di tengah kesibukkan yang super banget juga. Mulai dari quiz, ngumpulin laporan, tugas tutor, tugas dosen, pkm, dan lain-lainnya yang pasti ngebuat siapapun juga ngerasa cape banget.
Karena juga udah susah payah masuk ke Universitas Negeri ya... aku ga boleh malas-malasan, ga boleh lagi jadi anak yang apa-apa bergantung sama orang lain, dan ga boleh lagi jadi anak yang sukanya tidur main tidur main.

Home sick? PASTI!
Kalo ga home sick berarti aneh. Aku aja jarang banget yang namanya ngobrol sama orang tua atau pun saudara-saudara. Yang ada kalau ketemu pasti ribut. Tapi......... nyoba hidup sendiri, bahkan sakit ya ke dokter sendiri, ga ada lagi yang nyiapin makan, rasanya tuh banyak banget yang hilang. Jadi sering pingin pulang!!!

Tapi ya aku nyoba banget buat betah dan selalu berusaha buat ga ngeluh. I know that is difficult! Tapi ya namanya orang berusaha ya apa salahnya? Bersyukur bisa kuliah disaat banyak orang di luar sana ingin banget mengemban bangku perkuliahan. Jadi nikmatin aja!


-o_o-

Rabu, 18 Juli 2012

Last Year

Emm... Setahun telah berlalu! Masa masa di tahun pertama sekolah berjalan layaknya ombak di pantai. Kadang menabrak batuan di pinggir pantai, tapi kadang juga tidak. Ada saat dimana aku sangat menyukai kelasku dan ada saat juga aku tidak menyukainya. Hari ini tepatnya baru 3 hari aku menginjakkan kakiku di tahun kedua sekolah, akan tetapi aku rasa sangat merindukan teman-temanku di tahun sebelumnya. Adaptasi. Ya... aku rasa aku membutuhkannya! :)

Pelajaran yang bisa di ambil dari masa masa tahun pertama sekolah di sekolah menengah atas adalah bahwa sekarang kita telah beranjak dewasa, mengerti bagaimana harus bertindak, mengerti bagaimana perasaan teman, mengerti apa saja yang orang lain ingin atau tidak ingin nya mereka terhadap diriku, dan mengerti seberapa banyak diri kita bisa memahami diri sendiri.

Lalu juga aku rasa teman-temanku pun merasakan hal yang sama, jadi tak perlu bertengkar untuk waktu yang lama, tak perlu banyak menjelaskan hal-hal yang tidak penting, dan tak perlu melihat kebelakang. Jalani saja.

Hanya saja satu hal yang paling aku suka adalah aku semakin bisa menjaga temanku. Sudah seperti keluarga saja. :) :) :)

-o_o-

Senin, 05 Desember 2011

Past and Now, Just Do Your Best

Dulu waktu aku bener" masih kuat dan masih bisa ngelakuin apa yang aku mau, aku ngelakuin apa yang aku mau tanpa memikirkan banyak hal baik resiko maupun tujuannya. Aku ngelakuin dengan penuh percaya diri dan selalu memikirkan hal-hal optimis. Dengan itu semua, mungkin aku bisa menjadi lebih baik di masa depan.

Sekarang, ternyata semua tidak berjalan dengan baik. Setelah menjalani operasi usus buntu beberapa bulan lalu, aku tidak bisa lagi melakukan apa yang aku suka. Itu membuatku menahan semuanya. Tentang keluargaku dan tentang sakitku yang terus saja terasa hingga sekarang. Why?

Jika ditanya kenapa, aku akan menjawabnya dengan tegas.
Ini semua takdir. It's my destiny.
Tuhan telah mentakdirkan ini semua nya untukku. Banyak takdir yang telah terjadi untuk kita.
Lakukan apa yang kamu mau saat kamu masih bisa melakukannya. Or kamu akan memilih menyesal di kemudian hari karena tidak akan bisa melakukan apa yang kamu suka seperti dulu. Trust me!


-o_o-

Jumat, 18 November 2011

Itulah Indonesia Part 2

Tadi aku pergi ke sebuah warnet kecil di dekat rumahku. Awalanya aku hanya berniat untuk nge-print tugas yang diberikan guru olahraga kepadaku, hingga akhirnya aku tahu seberapa buruknya pengelolaan pendidikan di Indonesia. Begitu banyak orang yang hanya mau sekolah untuk tidak dianggap orang bodoh.
Aku bertemu seorang gadis disana yang bersekolah di salah satu sekolah swasta yang tidak memakai komputer di kelas junior. Aku tidak tahu kenapa. Tapi aku sungguh bertanya-tanya, begitu banyak sekolah negeri yang sudah gratis dan menjamin untuk segala akademik mauapun non akademik. Saat aku tanya kenapa tidak memilih untuk sekolah di negeri, gadis itu berkata bahwa dia mungkin akan mendapatkan nilai yang buruk.
She never try!!!
Dan dia membayar mahal bersekolah di tempat yang tidak menjamin dia untuk kehidupannya yang akan datang. Tak ada internet, tak ada fasilitas-fasilitas yang seharusnya ia dapatkan. Lalu, aku memberitahunya bahwa nilai nem pada Ujian Nasional tidak berguna untuk mendapatkan segalanya. Banyak orang yang berhasil dengan kemampuannya selain dalam bidang pendidikan. But why she don't look at the world?!
Itu lah Indonesia!
Begitu banyak cara untuk menggapai impian tapi kebanyakan orang Indonesia hanya ingin menuntut ilmu yang akan membuat mereka tampak seperti bukan orang bodoh. WHY?! Kenapa mereka tidak berpikir bahwa pengetahuan yang di dapatkannya masih kurang dan ingin terus belajar agar dirinya bisa menggapai impiannya suatu hari nanti. WHY?! Kenapa orang Indonesia lebih banyak pasrah akan ketidak bisaannya?! 
Zaman sudah berganti. Era globalisasi adalah zaman dimana kita akan lebih mudah maju karena pengetahuan akan lebih mudah di dapatkan dimana saja. 
Itulah Indonesia yang tidak berusaha lebih untuk mendukung kemajuan rakyat -.-



-o_o-

Selasa, 08 November 2011

Luka Oleh Laut


Di sebuah kota kecil, aku melihat seorang anak kecil yang menangis di tengah gelapnya malam. Gadis itu terus memandangi lautan yang memancarkan siluet matahari yang baru saja terbenam. Gulungan riak-riak kecil dan gelora ombak-ombak yang menyapu kakinya tak membuatnya bergeming. Hembusan hawa pantai yang dingin pun tan membuat matanya beralih dari laut. Malam itu langit tak berawan. Langit yang semakin gelap tak membuatnya kembali pulang. Nelayan yang menggantungkan hidupnya di laut turut berdatangan. Gadis itu hanya memandangi laut walaupun dia sangat membenci laut. Gadis itu membenci laut karena di sanalah kedua orang tuanya meninggal.
Kejadiannya telah berlalu beberapa bulan yang lalu...
Gadis itu mencari tahu dimana ayah dan ibunya setelah dia bangun dari tidurnya yang panjang. Di pagi yang berawan, gadis itu memanggil-manggil ayahnya dan ibunya. “Ayah... ibu... Dimana kalian?,” panggil gadis itu berulang-ulang. Tapi tak ada seorang pun yang menjawab panggilannya. Tak ada seorang pun di rumah yang kecil itu. Yang ada hanyalah suara ayam berkokok dan kicauan merdu burung. Ia terus mencari, berlari dan terus berlari mencari tahu dimana orang tuanya. Satu demi satu pintu diketok oleh gadis itu, hujaman pertanyaan yang sama dilantunkan oleh gadis kecil itu. Tapi tak ada yang tahu di mana orang tuanya berada. Hingga sampailah dia pada laut biru yang memantulkan cahaya matahari pagi. Seorang nelayan yang tengah menepi ke daratan perlahan-lahan menghampiri gadis itu.
“Kamu yang bernama Suzy?,” ucapnya kepada nelayan itu. Baju yang dikenakan nelayan itu penuh dengan darah. Entah darah siapa yang terdapat pada baju nelayan yang penuh dengan tembelan-tembelan di sana-sini itu. Mungkin darah ikan yang ditangkapnya di laut atau karena nelayan terluka. Nelayan itu menghampiri gadis itu dengan kaki terseok-seok di atas luasnya hamparan pasir pantai.
“Iya,” jawab gadis kecil yang bernama Suzy itu. Angin berhembus menerpa tubuh gadis kecil itu. Rambutanya yang tergerai melambai-lambai seperti daun-daun pohon kelapa yang terlihat berdiri kokoh di sekitar pantai.
“Ayah dan ibumu telah pergi. Jauh sekali sampai kamu tak akan melihatnya lagi. Sekelompok perampok telah mengambil nyawa mereka. Maafkan aku karena tak mampu berbuat apapun,”Seketika tubuh kecil gadis itu jatuh menghempas pasir.
Gadis itu tak mau lagi berbicara pada siapapun lagi setelah mengetahui orang tuanya telah tiada. Tiap hari gadis itu hanya menghabiskan waktunya memandangi pantai yang tak tahu dimana ujungnya. Pandangan mata kecilnya seakan hendak meyapu lautan. Beribu buih-buih di laut yang seakan ingin menghibur gadis kecil yang selalu ditemui duduk di sisi laut hanya menjadi pemandangan tanpa arti. Air mata yang terus saja jatuh di laut seakan gadis itu sedang membiarkan gelora ombak meleburkan tangisan gadis kecil itu.
“Ayah, ibu, aku akan selalu menemani kalian,” itulah yang diucapkannya setiap dia berada di tepi laut. Laut seakan marah setiap gadis kecil mengucapkan kata-kata tersebut dengan lebih menggeloran ombaknya dihadapan gadis kecil yang telah ditinggalkan orang tuanya.
Laut tempat dimana gadis itu sering menangis karena laut yang penuh dengan kehidupan itu telah mengambil orang tuanya. Buih, deru ombak, ataupun suara kicauan burung camar tak bisa mengobati luka hati gadis kecil itu. Lukanya tak reda walaupun setiap hari dia melihat begitu indahnya laut, terutama saat terlihat olehnya siluet matahari terbit dan terbenam di ujung lautan. Yang teringat olehnya adalah peristiwa yang telah dialami oleh orang tuanya di hamparan laut. Laut yang begitu indah dengan segala hal yang dimiliki, tak peduli seberapa indah laut, gadis itu terlalu membenci laut dimana orang tuanya pergi untuk selamanya.
-o_o-

Minggu, 06 November 2011

My Experience on the Street Part 1

Kemarin aku beli sate Madura di pinggiran jalan. Pedagang sate itu bercerita padaku.
Dulu sekolah masih sangat minim, jauh, dan hanya anak yang mempunyai uang saja yang bisa bersekolah. Bahkan SD saja sangat susah untuk dapat lulus karena masalah keuangan. Sekarang pedagang itu sangat ingin kembali ke masa lalu dan melanjutkan sekolahnya. Menjalani hidup layaknya orang-orang jaman sekarang yang sekarang sudah dapat bersekolah gratis. Karena keterbatasan perekonomian, pedagang itu tidak bisa sekolah dan di umurnya yang hanya selisih 3 tahun dia sudah berjualan sate di pinggir jalan. Begitu malang nasibnya.

Tapi aku dapat menjelaskan bahwa ilmu bukan hanya di dapat dari sekolah. Gapailah ilmu kapanpun selama kamu masih dapat hidup dan dimanapun selama kamu masih bisa menginjakkan kaki. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Karena aku pernah membaca dari sebuah buku, dalam buku itu bercerita bahwa seorang tukang becak dapat menguasai 5 bahasa. Kenapa? Karena dalam dirinya dia masih ingin terus berkembang, sama seperti terus berkembangnya teknologi di dunia. Baginya tak ada kata terlambat selama dia masih bisa memulai.

-o_o-